Jumat, 16 Desember 2011

Jiwa yang baru. Puisi untuk LDKM.

Engkau menjadi predisposisi dalam sekejap.
Pompa darah yang liar dan cepat seakan akan merobek stratum.
Membuat pembuluh darahku buntus, robek terkoyak.
Lakumu menjadi inspirasi untukku saat ini.

Boleh kubilang kau tokoh revolusi hidupku.
Setiap kali aku merasa kolaps, ijinkan kuingat dirimu.
Jika kuandaikan, kumulai semua dari jamban.
Hingga akhirnya yakin kutuju negeri India.

Itu karena kau menginfeksi sulcus sulcus di otakku.
Jikalau memang saat ini dikajal tekanan rangkaian kata rumit.
Tepukan punggungmu membuat EKG tetap menampakkan kenormalan detak jantungku.

Emm pian nih!
Tatapan mata dan kata kata yg menghujam itu membuat ku tersudut dan hampir saja tepelecok.
Wajah tertunduk pucat bahkan ingin tekipai, sepucat sitoplasma di myofibra conduscen cardiaca.

Pada akhirnya.
Aku tak akan berharap terjadi refluks pada hidupku.
Dengan penyesalan.
Dan berakhir di pasar tungging.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar